Terungkap, Nama Kembaran Galaxy S6

KOMPAS.com — Semakin dekat dengan ajang Mobile World Congress (MWC) 2015 yang berlangsung pada Maret, semakin ramai peredaran kabar mengenai smartphone andalan baru Samsung, Galaxy S6, yang diperkirakan bakal muncul dalam ajang internasional tersebut.

Kabar yang dilansir KompasTekno dari GSM Arena, Selasa (27/1/2015), menyebutkan bahwa Galaxy S6 nantinya bakal meluncur dalam dua versi.

Satu varian merupakan model “reguler”, sementara lainnya datang dengan layar melengkung yang menutupi kedua sisi layarnya seperti pada Galaxy Note Edge.

androidworld.it
Baris kode dalam situs Vodafone Netherland yang mengungkap nama Galaxy S Edge
Kehadiran perangkat yang disebut belakangan itu terendus lewat situs operator Belanda, Vodafone Netherlands, yang tak sengaja mencantumkan namanya dalam baris kode situs.

Dari sini, diketahui bahwa “kembaran” Galaxy S6 tersebut bakal bernama Galaxy S Edge, tanpa embel-embel angka.

Belum banyak informasi lain yang diketahui, kecuali nama tersebut. Harga dan informasi tanggal peluncurannya pun masih misteri.

Kabar sebelumnya menyebutkan bahwa Galaxy S6 bakal dibekali dengan prosesor Exynos 7420, RAM 3GB, kamera 16 atau 20 megapiksel, serta media penyimpanan internal 32 GB.

Mengapa Google Berambisi Jadi Operator Seluler?

KOMPAS.com – Google sudah dikenal sebagai perusahaan teknologi yang besar. Namun baru-baru ini terungkap langkah raksasa teknologi itu akan mengarah pada visi mendirikan layanan internet sendiri atau menjadi operator.

Informasi yang beredar menyebutkan Google akan menerapkan model Mobile Virtual Networks Operator (MVNO) melalui proyek Nova. MVNO merupakan sebutan untuk penyedia layanan komunikasi yang tidak memiliki infrastrukturnya sendiri.

Bila proyek ini terwujud, seperti dikutip KompasTekno dari The Verge, Jumat (23/1/2015), mereka akan memiliki kendali lebih fleksibel terhadap jaringan nirkabel.

Fleksibilitas dalam pengendalian jaringan ini penting bagi Google. Dengan memegang kendali jaringan, berarti mereka bisa ikut campur untuk mengoptimalkan pengalaman yang dirasakan pengguna gadgetnya. Misalnya dengan cara menjual Google Nexus yang berisi kartu SIM milik Google.

Pengguna pun diprediksi akan memperoleh jangkauan yang lebih luas. Sebabnya adalah Google Nova mengumpulkan dan menggunakan infrastruktur milik beberapa operator berbeda melalui kerjasama.

Usaha menjadi operator bukanlah langkah pertama bagi Google. Masih ada sejumlah proyek lain yang mirip. Sebut saja Google Fiber, Project Loon Proyek yang disebut sebagai Google Nova, akan memanfaatkan jaringan dan infrastruktur milik T-Mobile dan Sprint. Keduanya merupakan perusahaan telekomunikasi besar di Amerika Serikat.

Obama Ingin Internet seperti Korea Selatan

KOMPAS.com – Kecepatan koneksi internet negara adikuasa Amerika Serikat, menurut Akamai, menduduki urutan ke-12 di dunia pada kuartal III 2014. Terpaut cukup jauh dari negara langganan pemegang gelar internet terkencang, Korea Selatan.

Kecepatan rata-rata internet AS memang naik 21 persen dibanding tahun 2013, namun Presiden AS Barrack Obama merasa perlu meningkatkan kualitas internet. Menurut Obama, AS akan berupaya agar kualitas internetnya sejajar dengan Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang.

“Ada konsekuensi mendunia akibat kualitas internet ini, dan ini membuat daya saing AS rendah secara ekonomi,” kata Obama, sebagaimana dilaporkan The Verge dan dikutip KompasTekno (14/1/2015).

Obama mengatakan penyebaran internet di AS masih terpusat di kota-kota besar. Menurut laporan Federal Communication Commission (FCC), 53 persen penduduk Amerika di pedesaan tidak memiliki akses internet cepat.

“Kau tahu bagaimana rasanya ketika tidak memiliki koneksi internet yang baik. Semuanya serba buffering. Ini sangat mengganggu,” Obama menambahkan.

Obama akan mendorong terbentuknya “Broadband Opportunity Council”. Dewan tersebut diharapkan dapat memperkuat koordinasi antar-lembaga pemerintahan di negara-negara bagian, terkait pengembangan internet.

Rencananya, White House juga akan mencanangkan program simpan-pinjam di wilayah-wilayah pedesaan untuk menyuplai subsidi broadband. Untuk mengimplementasikan wacana ini, White House akan segera menyurat ke FCC.

Selama ini, menurut White House, ada beberapa regulasi di 19 negara bagian yang menutup ruang kompetisi bagi masyarakat lokal untuk mengembangkan broadband di wilayah masing-masing.

Jelang Peluncuran Apple Watch, Apple Matangkan Persiapan

KOMPAS.com  Desas-desus terkait kapan jam tangan pintar besutan Apple akan dipasarkan sudah ramai di media massa.

Beberapa kabar menyebutkan, produk yang diperkenalkan pada September 2014 itu siap didistribusikan di seantero Amerika Serikat pada akhir Maret mendatang.

Namun, hingga kini Apple belum mengumumkan secara resmi waktu pastinya. Sebelumnya, perusahaan asal California itu hanya menyebut Apple Watch akan dipasarkan pada awal tahun 2015.

Beberapa sumber, seperti dikutip KompasTekno dari 9to5mac pada Rabu (7/1/2015), mengatakan, Apple berencana untuk melakukan pelatihan ritel terlebih dahulu bagi para karyawannya sebelum resmi meluncurkan Apple Watch.

Kabarnya, Apple akan mendatangkan perwakilan dari beberapa gerai Apple di AS ke kantor Apple di California dan Texas untuk memahami seluk-beluk Apple Watch.

Selanjutnya, para perwakilan tersebut ditugaskan untuk mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada karyawan-karyawan lain di gerai masing-masing.

Persiapan matang Apple menuju peluncuran Apple Watch tak mengherankan mengingat jam pintar itu adalah kategori baru dari produk-produk besutan Apple sebelumnya.

Selain pematangan untuk karyawan, Apple juga masih terus mematangkan software pada Apple Watch dengan memoles sistem operasinya dan melakukan pengujian lebih lanjut pada baterainya.

Apple juga masih terus meningkatkan mekanisme inductive charging yang merupakan teknologi isi ulang baterai dengan koneksi magnet.

Teknologi yang digunakan untuk inductive charging ini adalah MagSafe, mekanismenya sama dengan konektor daya yang digunakan Macbook.

Apple Watch akan hadir dalam tiga varian, yakni Standard, Sport, dan Edition, serta beberapa macam pilihan tali dengan desain berbeda.

Apple Watch dibanderol dengan kisaran harga 349 dollar AS atau Rp 3,5 juta untuk cangkang berbahan aluminium, 500 dollar AS atau Rp 6,3 juta untuk bahan stainless steeldan kristal safir, hingga ribuan dollar AS untuk bahan emas.

Laptop Acer Nitro Mulai Dibekali Kamera 3D

KOMPAS.com – Acer memutakhirkan sejumlah laptop besutannya untuk ajang Consumer Electronic Show(CES) 2015. Salah satu yang menarik perhatian adalah Aspire V17 Nitro. Laptop gaming ini mendapatkan pemutakhiran berupa Intel RealSense 3D Camera.

Dilansir KompasTekno dari Engadget, Minggu (4/1/2015), kamera 3D pada laptop jumbo itu berguna agar gamer bisa memainkan game tanpa harus menyentuh keyboard. Perintah untuk bergerak bisa dimasukkan hanya menggunakan isyarat tangan. Sepintas membayangkan, fungsi ini mirip dengan Kinect yang ada pada Xbox besutan Microsoft.

Selain itu, kamera 3D tersebut juga bisa digunakan untuk memindai wajah pemain dan objek 3D lain. Hasil pindainya dapat dimanfaatkan untuk dimasukkan ke dalam game atau untuk dicetak menggunakan printer 3D.

Acer membundel laptop ini dengan sejumlah aplikasi yang memanfaatkan teknologi tersebut sehingga pengguna bisa membuktikannya langsung. Salah satunya adalah game berjudul Warrior Wave. Game ini meminta pemain menggunakan tangan untuk mengendalikan karakternya. Kemudian ada juga aplikasi 3Dme yang berfungsi untuk memindai objek 3D.

Laptop V Nitro ini akan meluncur pada Januari 2015. Namun, belum diketahui harganya. Soal spesifikasi, Acer membekalinya dengan layar berukuran 17,3 inci beresolusi 1080p.

Sementara pada dapur pacunya terdapat prosesor Core i7 2,5GHz dan graphics processing unit (GPU) GeForce GTX 860M. Ruang penyimpanannya berupa kombinasi antara solid-state drive (SSD) 128GB atau 256GB dengan hard drive 1TB.